Dari As-Sirri bin Yahya, dari Al-‘Ila’ bin Hilal Al-Bahili bahwa
seseorang –dari kerabat Shillah– berkata kepada Shillah, “Wahai Abu
Shahba’, aku bermimpi mendapatkan satu kali syahadah dan engkau mendapat
dua kali syahadah.
”Shillah pun menjawab, “Bagus sekali mimpimu, engkau syahid untuk
dirimu sendiri, sedangkan aku harus mencari syahid untukku dan anakku.”
Sampai pada masa pemerintahan Yazid bin Ziyad mereka berhadapan dengan
orang Turki di daerah Sijistan, dalam peperangan pertama kaum muslimin
terpukul mundur melihat hal itu. Shillah berkata kepada anaknya, “Wahai
anakku, pulanglah kepada ibumu.” Sang anak menjawab, “Wahai ayah, apakah
engkau ingin mendapatkan kebaikan untuk dirimu sendiri dan engkau
memerintahkan aku pulang. Sedangkan engkau, wahai ayah, jauh lebih baik
dan berguna di samping ibu dari padaku. ”Shillah pun berkata, “Jika
engkau berpendapat seperti itu, maka segeralah maju untuk menyerang
musuh.” Bergegas anak Shillah maju menyerang sampai dia terbunuh. Segera
Shillah melemparkan anak panah –Shillah merupakan seorang yang ahli
memanah– di seputar tubuh anaknya, serangan itu menyebabkan musuh
ketakutan sehingga Shillah dapat berjalan sampai di samping tubuh anak
lelakinya. Kemudian dia berdoa dan maju menyerang musuh sampai terbunuh.
Diriwayatkan dari Hamad bin Salamah dari Tsabit dari Mu’adzah, istri Shillah, ketika datang kabar tentang kematian suami dan anak lelakinya. Istri Shillah berkisah, bahwa dalam peperangan itu Shillah memerintahkan kepada anaknya untuk maju menyerang, dia berkata, “Majulah dan niatkanlah amalmu hanya untuk Allah,” maka sang anak maju menyerang musuh sampai terbunuh, selanjutnya sang ayah pun terbunuh. Pada saat kabar kematian Shillah dan anaknya menyebar, para wanita segera datang ke rumah istri Shilah. Melihat kedatangan mereka, istri Shillah berkata, “Jikalau kalian datang untuk mengucapkan salam atas kemuliaan yang Allah karuniakan kepadaku dengan kematian mereka, maka kedatangan kalian akan aku terima. Akan tetapi jika kalian datang untuk berbelasungkawa, maka pulanglah!”
Sumber: Kisah-Kisah Pahlawan Generasi Pilihan, Hilmi bin Muhammad bin Ismail, Wafa Press.
Diriwayatkan dari Hamad bin Salamah dari Tsabit dari Mu’adzah, istri Shillah, ketika datang kabar tentang kematian suami dan anak lelakinya. Istri Shillah berkisah, bahwa dalam peperangan itu Shillah memerintahkan kepada anaknya untuk maju menyerang, dia berkata, “Majulah dan niatkanlah amalmu hanya untuk Allah,” maka sang anak maju menyerang musuh sampai terbunuh, selanjutnya sang ayah pun terbunuh. Pada saat kabar kematian Shillah dan anaknya menyebar, para wanita segera datang ke rumah istri Shilah. Melihat kedatangan mereka, istri Shillah berkata, “Jikalau kalian datang untuk mengucapkan salam atas kemuliaan yang Allah karuniakan kepadaku dengan kematian mereka, maka kedatangan kalian akan aku terima. Akan tetapi jika kalian datang untuk berbelasungkawa, maka pulanglah!”
Sumber: Kisah-Kisah Pahlawan Generasi Pilihan, Hilmi bin Muhammad bin Ismail, Wafa Press.
0 comments:
Post a Comment